Monday, February 25, 2019

Menanam Kale di dataran rendah tropis

Petik bunga labu dan daun kale untuk tempura


Salam bahagia semuanya...

Alhamdulillah bertemu lagi lewat tulisan di dunia maya ini.
Kali ini saya mau berbagi cerita mengenai pengalaman saya menanam jenis sayuran yang sepertinya masih belum banyak dikenal di Indonesia.
Namanya adalah Kale. 
Kale termasuk dalam keluarga kubis-kubisan. Dan seperti halnya Kol dan Brokoli yang banyak jenisnya.
Kale juga terdiri dari beberapa jenis. Ada Kale jenis Rusian Kale, Siberian Kale, ada juga Europe Kale dan Ethiopian kale.
Bentuk dan teksturnya juga ada berbagai macam tergantung jenisnya.

Kale nero di toscano masih remaja


Cara menanam kale sangat mudah lho. Sama saja seperti menanam tanaman kubis-kubisan. Bahkan bijinya pun mirip dengan biji sawi, kol dan brokoli. Jadi kalau tidak diberi tanda nama, bisa bisa tertukar lho.
Setelah muncul beberapa daun asli barulah perbedaan antara bibit kale dengan bibit kubis lainnya mulai terlihat.

Untuk hama dan penyakit yang menyerang tanaman kale selama pengalaman saya menanam tidak ada yang terlalu berarti.
Paling hanya ulat daun yang menyebalkan yang rakus sekali makan daunnya.

Bagaimana sih rasanya kale ?
Kalau dilidah saya ini, dan tergantung jenis kalenya juga sebenarnya.
Rasa kale itu unik, ada yang mungkin bisa dianggap mirip rasa daun brokoli dan ada yang menyamakan teksturnya mirip dengan daun singkong. 
Biasanya yang teksturnya mirip daun singkong adalah daun kale yang sudah agak tua.
Kadang oleh beberapa wni yang tinggal di luar negeri, daun kale dijadikan alternatif pengganti daun singkong pada resep masakan Indonesia.
Meskipun bagi saya yang mirip daun singkong adalah daun collard yang tua.

Kale nero di toscano sudah dewasa

dilihat lebih dekat


Sementara oleh warga di negara aslinya, banyak sekali resep masakan menggunakan kale. Dari dijadiin keripik, dimakan segar campur salad, ditumis, dibuat sup dan masih banyak lagi.
Bahkan yang lagi trend adalah dijadikan smoothie dan brownies.
Keberagaman resep kale mungkin dikarenakan karena iklim tumbuh yang maksimal untuk kale. 
Karena seperti halnya anggota keluarga kubis lainnya, kale juga menyukai iklim sejuk. Bahkan awal-awal terkena embun es atau salju katanya malah membuat rasanya semakin manis dan lezat.
Bahkan ada yang mengatakan seolah dicelup madu.
Itu menurut yang saya baca di website luar negeri lho.
Kalau di Indonesia terutama daerah panas seperti daerah saya, si kale bisa tumbuh subur dan rasanya tidak pahit saja saya sudah senang.

Tanaman kale ini biasanya saat masih muda belum terlalu muncul karakter daun sebenarnya.
Setelah tanamannya dewasa barulah karakter dan tekstur daun aslinya terlihat. Meskipun tentu saja untuk jenis kale yang berdaun keriting dan atau yang berwarna merah kalau ditanam di suhu yang panas maka kurang muncul keriting dan warna merahnya.

Kale russian frills di antara semangka berkulit kuning


Oh ya, kale ini menurut saya selain bisa untuk dimakan, juga bagus untuk tanaman hias. Karena bentuk daunnya yang unik dan cantik kan ?
Tidak kalah dengan tanaman gelombang cinta yang dulu sempat heboh.

Kalau ditanam di sela tanaman bunga, hampir tak ada yang menyangka bahwa kale adalah tanaman sayuran.
Bahkan mungkin tanaman bunga disekelilingnya pun menyangka kale adalah sesama tanaman bunga hehe...



No comments:

Post a Comment

Budayakan komentar yang baik ya...
Komentar yang megandung unsur promo / jualan dan atau ketidaksopanan akan kami hapus.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...