Pages

Monday, March 6, 2017

Cerita campur kabar kebun

Buah murbei pada salah satu dahan
Salam bertemu kembali para pembaca semua...
Cukup lama ya saya absen dari menulis di blog ini. Kangen bercerita sebenarnya, tapi apa daya kesibukan saya di bulan-bulan awal tahun 2017 ini benar-benar luarbiasa.

Nah mumpung ada jeda sejenak saya coba berkisah tentang bagaimana keadaan dan kabar kebun saya ya. Saya coba rangkum secara borongan ceritanya. Semoga bisa tuntas dalam satu postingan ini, jadi tidak perlu bikin lanjutan alias part 2 segala.

Di daerah saya musim kemarau basah dari tahun lalu langsung disambung dengan musim hujan.
Hingga hari inipun cuaca mendung saja setelah tiap hari sebelumnya selalu turun hujan.
Walaupun kadang ada juga hari-hari dimana pagi sampai lewat tengah hari panas menyengat tapi sore hingga malam hujan lebat. Begitu juga ada hari-hari dimana dari subuh hingga hampir tengah hari hujan tapi dilanjutkan dengan panas terik hingga jelang petang.
Yang jelas hari tanpa hujan jarang sekali.

Saat seperti ini repot sekali kalau mau berkebun. Karena selain tanahnya becek, kebun juga terlihat berantakan disebabkan rumput yang tumbuhnya berkali lipat cepatnya.
Tanaman yang penyuka sinar matahari pun tumbuhnya tidak maksimal bahkan beberapa merana.
Contohnya saja purslane dan bunga matahari.

Tapi untung saja masih ada saja yang bisa untuk diceritakan kepada para pembaca sekalian.
Bagian pertama saya ceritakan sayuran dan buah dulu.
Sayuran saya tidak menyemai terlalu banyak jenis karena tempat dan waktu sebagian besar sudah dikuasai bunga hehe...
Untuk sayuran saya menyemai terong hijau, tomat sayur, okra, kacang panjang dan lainnya. Termasuk brokoli dan selada karena kalau musim penghujan biasanya suhu agak lebih sejuk.
Untuk terong dan tomat saat ini tidak perlu saya perlihatkan fotonya karena biasa-biasa saja.
Kacang panjang juga biasa sih, tapi berhubung selama beberapa kali saya menanam kacang panjang baru kali ini dapat kacang panjang yang ukurannya panjanggg.
Barangkali jenis kacang panjang super atau disebabkan tanah dan cuaca yang mendukung.
Entahlah.. yang jelas jadi surprise bagi keluarga kami.


Sedangkan buah-buahan di musim kemarau basah ini tumbuh dan berbuah penuh semangat.
Contohnya buah strawberry, mulberry, plum dataran rendah termasuk buah ciplukan yang sebenarnya buah liar tapi saya suka tanam di kebun.

strawberry delician F1 from seed
strawberry delician F1 berbuah
Buah strawberry saat ini yang saya miliki tinggal yang strawberry delician dan strawberry alpine.
Yang lain sudah saya singkirkan karena sudahlah buahnya kecil, rasanya juga masam kelewatan.
Agak kejam juga sih karena sudah saya pelihara sekitar 3 tahunan lebih sejak tanam dari biji dan rajin berbuah dan beranak. Tapi berhubung ada gantinya yang lebih baik jadi terpaksa tega deh.


Mulberry saya tidak perlu banyak bicara lagi, toh sudah pernah saya rekomendasikan sebagai tanaman buah yang harus anda miliki pada postingan lama saya dulu.
Yang ditanam di pot ukuran diameter 40 cm pun buahnya alhamdulillah banyak. Walaupun tanamannya kurang terawat tapi tetap saja tiap hari memberikan segenggam buahnya yang masak dan lezat. Bisa dilihat pada foto paling awal pembuka tulisan saya ini.
Apalagi yang ditanam ditanah dan dirawat, tentu lebih maksimal lagi.

Nah yang baru bagi saya yaitu tanaman buah yang disebut penjualnya sebagai plum dataran rendah.
Sebenarnya mendengar kata buah plum saya terbayang pengalaman membeli buah plum di salahsatu supermarket besar. Warnanya ungu kehitaman menggiurkan dengan buah seukuran lebih besar sedikit dari bola pingpong.
Meskipun harganya mahal saya nekat beli sedikit dan mengalah tidak jadi membeli salahsatu barang yang saya niatkan sebelumnya untuk dibeli.
Namun astagaaa... saya menyesal sekali hu hu..
Buah plum tersebut rasanya masam dan tidak enak.
Mendingan beli mangga yang walaupun masam tapi kan enak kalau dirujak.

Plum dataran rendah

Tapi buah yang katanya plum dataran rendah ini rasanya manis. Dan saya tidak menyesal membeli bibitnya dulu. Walaupun ukurannya kecil seukuran tutup botol tapi rasanya renyah dan manis saat matang maksimal warna ungu gelap. Mirip makan anggur mahal hehe...
Buah ini incaran suami saya kalau berkebun, pasti dia celingukan mencari yang buah yang matang.
Beda dengan buah ciplukan yang awalnya harus saya yakinkan dulu dengan berbagai khasiatnya barulah dia mau mencicipi.
Eh begitu mencicipi malah jadi suka dan jadi saingan saya makannya haha...

brokoli dan selada usia hampir sebulan

Selada juga lumayan subur dan bisa untuk menyenangkan anak saya yang sesekali minta buatkan sandwich atau burger yang diselipkan daun selada segar dan bebas pestisida dari kebun sendiri.
Brokoli pun alhamdulillah awal bulan maret ini sudah mulai berkepala, semoga saja bisa berukuran lumayan ditengah cuaca tidak keruan seperti ini.

brokoli usia sekitar 2 bulanan lebih mulai berkepala
Oh iya tanaman mint saya yang terabaikan pun ikutan berbunga juga. Seumur-umur baru melihat yang namanya bunga mint. Ternyata bunganya cantik berwarna ungu muda.
Di samping mint itu adalah tanaman oregano yang juga saya semai dari biji. Baik mint maupun oregano saya tanam di polibek pada lokasi yang mendapatkan sinar matahari pagi hingga sekitar jam 11 siang.

growing mint in tropic
Bunga tanaman mint
Dan apa saya pernah bercerita tentang asparagus ungu ?
kalau sudah pernah maafkan kalau saya ulang lagi.

purple asparagus in hot tropical climate
asparagus ungu
Tapi kalau belum saya perlihatkan fotonya sebagai dokumentasi.
Daripada nanti hilang terhapus dari hp saya.

Lagipula mana tahu ada kawan kawan pekebun yang penasaran bagaimana asparagus ungu kalau ditanam di iklim tropis kita ini.
Jangan khawatir, tetap berwarna ungu kok selama batangnya masih berbentuk rebung yang daunnya masih menguncup.

Buktinya bisa dilihat pada foto di sebelah kanan ini.
Itu adalah foto asparagus ungu yang saya semai dari benih tahun lalu tapi hingga saat ini masih berada di polibek, belum terpindah ke tanah.
Giliran sibuk aja ingat dan berencana memindahkan kalau pas nanti tidak sibuk, tapi nyatanya giliran tidak sibuk dan berada di kebun malah lupa dan justru mengerjakan hal lainnya.
Kayaknya perlu tulis catatan daftar hal apa saja yang mesti dilakukan pas berkebun.

Tapi musim hujan begini saya ragu bisa terpenuhi semua karena pasti daftarnya panjang dan diselipi hal tak terkendali di musim hujan ini seperti mencabuti rumput (tak ada habisnya ggrrr..) membetulkan penyangga tanaman yang rebah kena hujan, menyingkirkan siput dan lainnya huhu.. tak sabar hati menunggu cuaca lebih banyak cerahnya.

Oke, berikutnya yang ditunggu-tunggu penggemar bunga deh. Cerita dan foto-foto bunga.
Bunga apa saja sih yang ada di kebun saya ?

Coba saya ingat-ingat, ada moss rose,purslane,zinnia, marigold,butter daisy, morning glory,torenia,celosia,impatiens dan lainnya. Banyak banget sampai saya sendiri tidak hapal.
Hobi berat soalnya euy, heuheu...
Beberapa nanti saya buat tulisan tersendiri sajalah masing-masing bunganya biar puas.
Tapi zinnia ungu yang satu ini layak segera ditayangkan (cieee...) karena cantik. Makin lama mekar gradasi warnanya itu lho semakin gelap dan indah.

zinnia benary giant purple, cakep warnanya 

Oh ya ada pula bunga yang berumbi seperti rain lily, dahlia, gladiolus, dan sedap malam yang silih berganti mekar.

growing gladiolus in tropics climates
Bunga gladiolus dua warna
Untuk bunga berumbi ini saya tidak beri perhatian khusus, sama seperti bunga lainnya. Hanya media tanamnya agak lebih porous karena selain tanah dan kompos, saya tambahkan pasir kasar juga.
Hal ini penting mengingat tanaman berumbi akan mudah busuk umbinya jika media tanamnya terlalu basah. Apalagi di puncak musim hujan begini.

Disamping kiri saya ada bunga gladiolus yang saya lupa namanya.
Buat yang masih ragu gladiolus bisa tumbuh di dataran rendah sudah banyak kok buktinya yang berhasil.
Bahkan mertua saya di rumah lamanya menanam pada ketinggian dibawah 10 dpl bisa berbunga gladiolusnya.
Kalau tidak salah beliau menanam gladiolus warna oranye.

Sedangkan saya menanam gladiolus warna merah, oranye dan lainnya termasuk yang dua warna alias bicolor seperti gladiolus ini.

Bunga berumbi lainnya yaitu bunga rain lily, rain lily lain sudah pernah saya perlihatkan fotonya. Padahal koleksi rain lily saya ada beberapa jenis sih. Termasuk rain lily jenis habrantus yang bunganya bentuk terompet. Unik ya...
Buat yang ingin memiliki bunga lily tapi ngeri dengan harga umbinya yang masih mahal bisa mengoleksi bunga rain lily saja. Kecuali untuk jenis rain lily tertentu, harga rain lily masih terjangkau dan yang jelas lebih tahan banting di cuaca tropis yang panas ini.

Rain lily jenis habrantus berbentuk trompet
Duh sepertinya sudah terlalu banyak foto pada tulisan saya ini, semoga pembaca belum eneg dan bosan ya..
Tapi foto berikut saya jadikan penutup saja deh biar tidak semakin panjang lagi tulisannya.
Kenapa saya jadikan penutup ? karena memang justru disaat hari semakin berakhir dan menjelang malam, bunga berumbi dan berdaun seperti rumput ini justru semakin mengeluarkan daya pikatnya.
Inilah si bunga sedap malam jenis yellow baby.
Bunga sedap malam ini tanamannya tidak sebesar dan setinggi tanaman sedap malam lokal maupun jenis impor seperti the pearl yang saya miliki. Hanya setengahnya saja.
Namun meskipun begitu dari 1 umbi yang saya tanam menghasilkan hingga 3 tangkai bunga. Jadi paling cocok buat yang ingin menanam sedap malam tapi hanya bisa menanamnya di pot karena kendala tempat terbatas.

Tuberous yellow baby in hot tropical climates
Bunga sedap malam yellow baby
Oh ya sedap malam ini kalau di lihat-lihat sepintas mirip bunga pepaya, kuning-kuning gimana gitu. Sayang kamera hp saya tidak bisa menunjukkan warna aslinya. Tapi para pembaca dan pekebun semua bisa membayangkan aroma wanginya kan ?

2 comments:

  1. Permisi bu, kalau boleh tahu benih strawberry Delican F1 nya ibu beli dimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belinya di luar negeri mbak Hana.
      Dulu saya ada jual benihnya tapi sekarang sudah habis

      Delete

Budayakan komentar yang baik ya...
Komentar yang megandung unsur promo / jualan dan atau ketidaksopanan akan kami hapus.