Aku bukan bunga musiman

Judul kali ini terdengar seperti judul syair atau cerpen saja ya ?
Tapi setelah dipikir-pikir, cara yang tepat menggambarkan topik tulisan saya kali ini ya itu deh.
Jangan membayangkan judul tersebut kiasan seperti bunga desa ataupun bunga bank, karena bunga yang saya maksud adalah bunga dalam artian sebenarnya.

Sebagaimana kita maklum bahwa di Indonesia kita mengenal berbagai musim. Dari musim hujan dan kemarau hingga musim durian dan rambutan. Semuanya silih berganti.
Di dunia tumbuhan pun demikian, ada yang semusim (annual), adapula yang tahunan (perennial dan biennial). Kalau diuraikan tentu jadi panjang lebar sekali.

Masing-masing tipe bunga baik musiman maupun sebaliknya pasti punya kelebihan dan kekurangan. Maksud saya tentu bukan berarti merendahkan ciptaan Tuhan Yang Maha Sempurna.
Namun ditinjau dari pandangan si penanam, baik dari segi kepraktisan maupun hasilnya.
Kok malah jadi ribet ya ? Udah deh langsung aja kita ke intinya hehe...

Bunga vinca ini unik, jarak antar kelopaknya renggang

Oke deh, kawan-kawan yang sering berkunjung dan menyimak postingan saya sebelum-sebelumnya pasti tau banget kalau saya senang sekali menanam bunga semusim. Sebut saja dari bunga matahari hingga bunga marigold. Meskipun hanya semusim tapi kemudahan dan keindahan merekalah yang membuat mereka di senangi.
Bahkan saking mudahnya sering direkomendasikan sebagai bunga pemula. Artinya bagi orang yang baru mulai hobi menanam bunga dianjurkan menanam bunga semusim seperti bunga cosmos dan bunga zinnia. Tentu dimaksudkan agar tidak frustasi hingga kehilangan semangat karena sulit menumbuhkan dan menunggu hasilnya yang lama. Belum lagi masalah penyakit dan hama yang mengesalkan.

Vinca yang ditumbuhkan dari biji

Sedangkan bagi yang sudah puas menikmati bunga semusim dan ingin sedikit tantangan bisa mencoba dengan yang lebih sulit lagi. Sebut saja bunga vinca, kalau di Indonesia lebih dikenal dengan nama tanaman bunga tapak dara. Menanam bunga vinca dari biji sebenarnya mudah jika anda beruntung memiliki tangan hijau (yang ini kiasan tentunya) dan kebetulan memiliki semua hal yang disenangi vinca.

Namun bagi saya dan beberapa kawan menumbuhkan vinca dari biji masuk kategori sedang dari tingkat kesulitan menanam dari biji. Karena dibilang mudah tapi sulit juga, misalnya menyemai lima benih vinca yang berhasil tumbuh hanya dua, bahkan satu. Malahan kalau lagi apes malah anda melototin tanah saja berhari-hari dan minggu tanpa hasil hihi...
Padahal sudah mencoba dengan berbagai media dan bergonta-ganti cara menanam vinca yang benar tuh...
Nah kalau kita bilang sulit ternyata begitu mereka tumbuh jarang ada yang bisa menghalangi mereka tumbuh besar dan dewasa.

Beda dengan beberapa tanaman lain yang tumbuhnya sangat mudah tapi demikian pula matinya. Nyemai banyak, tumbuh banyak eh matinya juga banyak.. bikin sesak dada saja.. weleh..welehh..

Nah si vinca ini kalau sudah betah bakal tabah dan susah disuruh enyah. Tapi sampai hari ini saya memang belum pernah melihat ada orang yang mencabut dan membuang tanaman bunga vinca. Kalau mencabut dan membawa pulang tanaman bunga vinca yang tumbuh liar ya sering juga sih..

Bisa dimaklumi alasannya, yaitu alasan yang sama dengan judul tulisan ini.
Kekaguman kami karena tanaman bunga vinca begitu mulai berbunga akan berbunga tiada hentinya. Tidak perduli panas hujan, kemarau atau basah, musim durian atau rambutan.
Saat bunga-bunga lain habis masanya, vinca tetap tersenyum bersahaja lewat semarak indah bunga-bunganya.

Katanya "Aku Vinca.. Aku bukan bunga musiman".